Jumat, 17 Maret 2017

Kacamata

Dulu sekali, ketika mataku masih sangat normal aku selalu senang melihat perempuan berkerudung menggunakan kacamata. Jika ingatanku tidak salah, aku pernah membaca sebuah buku, tokoh utamanya adalah muslimah berkacamata. Aku senang melihat gambarnya, nampak cantik, cerdas, dan meneduhkan. Sejak saat itu aku bercita-cita, suatu hari nanti ingin menggunakan kacamata. Hingga akhirnya, mataku mewujudkan cita-cita itu ketika duduk di bangku SMA. Haha aku selalu menertawakan keinginan itu ketika mulai menggunakan kacamata. Ternyata yang terlihat cantik itu belum tentu terasa cantik.
Kacamata yang selalu setia menemani hari-hariku
Seiring berjalannya waktu, kacamata menjadi salah satu barang berharga yang selalu menemani hari-hariku. Aku menjadi sangat menyayangi kacamataku (meskipun terkadang ia merepotkan) ketika menyadari bahwa aku sangat senang mengamati sekelilingku. Aku menyayanginya, tapi ada dari mereka yang tidak bertahan lama karena keteledoranku. Ahh! Maafkan aku. Yang pertama sekali harus pecah karena jatuh dan tertindih oleh temanku yang tiba-tiba nimbrung ke kasurku. Yang kedua cukup bertahan lama tapi sering berganti lensa karena penghilatanku yang semakin rabun hingga akhirnya gagangnya patah. Saking sayangnya aku tetap menggunakannya dengan bantuan lem korea. Terima kasih lem korea, telah menjadi penyambung hidup kacamataku. Sayang sekali aku lupa membawanya, ketinggalan di kamar mandi. Semoga yang terakhir ini bertahan lama, aku berjanji merawatnya dengan baik dan tidak akan melupakannya.

Jadi, peliharalah dengan baik hubunganmu dengan sebuah barang atau mungkin dengan seseorang. Sekecil apapun itu, keberadaannya selalu membantu dan berarti untukmu, bahkan jika ia merepotkan sekalipun. Juga balaslah perlakuannya dengan baik dan jangan pernah melupakannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar