Kamis, 12 November 2015

Adalah sebuah kebetulan yang indah. Kebetulan yang saling mengenal di bangku SMA, kemudian dipertemukan kembali di bangku kuliah, pada jurusan yang sama pula. Seperti itulah aku sering mendengar cerita, tentang pertemuan bapak dan mama.

Tentang pertemuan bapak dan mama. Ada satu hal yang tak pernah luput dari ingatanku.
Dulu, aku sering iseng membongkar lemari-lemari di rumah. Pernah suatu hari aku menemukan buku catatan kecil berwarna biru. Buku itu sudah sangat tua, terlihat dari kertasnya yang telah menguning. Karena penasaran, aku membukanya. Di dalamnya kutemui tulisan tangan bapak, yang aku menduganya ditulis ketika sedang diam-diam menyukai mama. Setidaknya di dalamnya aku menemukan nama mama dalam kalimat yang dirangkai dengan kata-kata indah. Romantis sekali :3 Aku sering tertawa sendiri jika mengingatnya. Maafkan keisenganku.

Sungguh, aku sangat bersyukur akan pertemuan yang kebetulan itu.

Lewat seminggu setelah ulang tahun pernikahanmu.
Bukan selamat yang ingin kuhaturkan
Tapi terima kasih yang tiada terhingga

Terima kasih, 
karena telah memilih untuk saling mencintai
dan menghadirkan kami dalam keluarga kecilmu.

Terima kasih,
untuk kasih sayang yang tak pernah putus,
untuk didikan dan semangat yang luar biasa.

Kami menyayangimu.
Anakmu

Ini potret 2 tahun lalu di pantai Losari,
 yang diam-diam kuambil ketika kami sedang asyik bermain di bawah gerimis