Rabu, 30 Januari 2013

Unlucky Day: 3 jam bersama angkot -_-


Unlucky day. Sebenarnya tidak sepenuhnya sih, ada mujurnya dikit :p


Di suatu siang aku keluar rumah, bertemu teman SMA untuk melepas rindu. Perjalanan dari rumahku ke tempat yang ke tuju butuh waktu minimal 1 jam jika menumpang di kendaraan umum. Sekitar kurang 15 menit jam 2 aku meninggalkan rumah. Jalanan sepi, gak ada ojek lalu lalang, padahal waktu itu adalah jam pulang anak sekolahan pada umumnya. Setelah menunggu beberapa menit, bapak ojek datang tapi berpenumpang, dia adalah nenekku. Alhamdulillah! Dapat tumpangan ojek dan tambahan jajan dari si nenek. Beberapa menit berkendara [numpang pada orang yang berkendara] motor, aku harus beralih ke angkutan kota. Untung langsung dapat dan langsung jalan pula.
Ok. Sejauh ini perjalananku masih asyik aja.
Nah, semuanya berawal disini ketika aku harus turun dari angkot (angkutan kota) dan hijrah ke angkot lain agar bisa sampai ke tempat yang ke tuju. Oh ya, ini kali pertamaku ke tempat itu setelah berbulan-bulan merantau [cielah..]. Seingatku aku harus menaiki angkot dengan kode "X" untuk sampai ke tempat yang kutuju. Akhirnya tanpa pikir panjang dan tanpa tanya sama si supir, aku main naik angkot "X" aja setelah turun dari angkot sebelumnya. Sekitar 10 menit berlalu aku baru sadar, "rasanya aku salah jalur," pikirku. [Ambil HP di tas, nge-SMS-in teman]

ME: btw, rasanya aku jalan deh
TEMAN: udah dimana??
TEMAN: kita udah mau makan nih, ditungguin gk??
...............................................
ME: duluan aja, disini juga macet
HP bergetar [angkat telepon]
YG NELPON: udah dimana? kok bisa salah?
ME: [ngomong sepelan-pelannya, takut kedengaran yang lain, malu. Hehe] gak tau ini aku dimana??
tenang aja aku pasti nyampe sana kok
YG NELPON: memangnya kamu dimana??
.................................................
ME: [dimana ya? ya udahlah matiin telpon aja, hehe]

[cek jam..udah jam 4, belum nyampe juga. Kasian yang nunggu tapi lebih kasian aku lah, kepanasan di mobil]

Semua penumpang udah turun, akhirnya aku ikutan turun juga. Dan naik angkot dengan kode yang sama. Aku baru sadar, sebenarnya mabilnya udah bener tapi aku harusnya nyembrang dulu tadi soalnya turun dari angkot pertama kejauhan. Ya sudahlah, lumayan 3 jam bersama angkot dengan 3 kali macet.
................................................
Akhirnya sampai di tepat tujuan. Teman-teman udah nunggu lama. 3 jam. Jadinya cuma ngobrol sebentar dan bubarrr dan aku belum makan sejak siang tadi. 

Malam di rumah...
Pengen tidur tapi gak bisa. Mungkin dampak dari gak makan, perut kosong. Akhirnya kuhabiskan waktu untuk menyelesaikan buku bacaanku.

[END]

NB: cerita ini dengan sedikit bumbu. Hikmahnya: (1) Kalau pengen naik angkutan umum tanya supir dulu, jangan diam aja. (2) Berpikir cepat [kritis] supaya tidak terlambat. (3) Perhatikan kebutuhan perut, jangan coba-coba tidur jika perut kosong. (4) Manfaatkan ketidakbisaan tidur dengan hal yang bermanfaat.

Kamis, 17 Januari 2013

Dia Beda


gara-gara bosen gk ada kerjaan di kamar, akhirnya muncul ide (ting..!! lampu bersinar di atas kepala) buat nulis ini (hahay..:p)

"Dia Beda"

Dia beda. Sebenarnya dia tidak begitu berbeda dengan orang-orang pintar lainnya. Pandai matematika, gk suka bicara di depan umum, suka anime, maniak novel misteri, good looking, cerdas, dan terkadang juga melalukan hal-hal bodoh seperti orang-orang yang bahkan tidak harus menyandang gelar pintar.
Trus kenapa judulnya "Dia Beda"?
Malam itu aku berjalan pulang bersama temanku. Sambil memandang ke langit, kami bercerita hal-hal mengesankan di masa kecil. Ya, aktifitas ini hampir setiap hari kulakukan waktu itu. Aku tertarik dengan cerita salah seorang temanku.
"Waktu itu ia duduk di bangku sekolah dasar. Masa-masa polos. Di suatu pelajaran si Guru bertanya, "anak-anak, ada yang tahu kenapa kita bisa melihat?."Semua murid dengan polosnya berteriak,"karena ada mata...!!!." Siapa sangka, dia dengan tenangnya menjawab, "karena ada MATA dan CAHAYA."END (krikk krikk krikk...^^)

NB: kisah ini bukan fiktif belaka, bila ada kesemaan cerita, mohon maaf itu karena unsur kesengajaan :)

Terkadang kita malu untuk berbeda dengan orang lain, tapi siapa sangka perbedaan itu akan membawa kebenaran. So, kalau kamu merasa benar, ungkapkan dan lakukan apa yang kamu yakini benar! ^_^