Senin, 22 Desember 2014

Selamat Hari Ibu

Pada suatu hari, kami terlahir dari rahimmu, ketika itu engkau merintih, sakit sekali rasanya. 

Pada suatu waktu, engkau terjaga dari tidur lelapmu, kami tengah menangis keras, mengganggu tidur lelapmu setelah seharian mengurusi kami.

Pada suatu waktu, engkau mengabaikan lelahmu, setelah seharian mengajar di sekolah hingga sore hari, kami tiba-tiba jatuh sakit dan kau tiada peduli tubuhmu yang butuh istirahat, lantas mengurusi kami.

Pada suatu waktu, kami satu persatu meninggalkanmu, membiarkanmu sendiri di rumah.

Pada suatu waktu, kami mendapatimu tertidur di sofa, menunggui kami yang pulang terlalu lama.

Terima kasih untuk semua waktu yang tak dapat kusebutkan satu persatu. 
Sepanjang waktu kami membutuhkanmu, pada saat itu juga engkau selalu ada, bahkan engkau lebih tahu kapan kami membutuhkan.
Ibu..


22 Desember 2014
Selamat hari ibu

We love you, mama..

Minggu, 07 Desember 2014

Ketika Hujan

Mendung, birunya langit mulai tertutupi awan hitam, bersamaan dengan angin yang bertiup lebih kencang dari biasanya, membuat pohon-pohon menggerakkan dahan dan daunnya, menghasilkan suara yang khas. Seketika tanah mulai basah oleh rintik hujan yang lama-kelamaan menjadi semakin deras. Udara dingin mulai menembus pori-pori kulit, sejuk atau mungkin membuat kedinginan meski tak sampai menggigil. Seketika kita berlari keluar kelas, menjauh dari tempat yang seharusnya kita tempati untuk berteduh. Aku hanya mempercepat langkah, takut tiba-tiba terjatuh. Koridor kelas kita beratap, hanya jalan menuju asrama yang berjarak beberapa meter yang langsung beratapkan langit. Kita tidak terlalu kuyup, untuk sekeranjang besar cucian kemarin yang sebentar lagi kering. Seketika semua cucian yang baru saja kita angkut telah terjemur rapi di tempat tidur bagian atas (atau mungkin kalian menyebutnya tempat tidur lantai 2). Beberapa menit kemudian, kita sudah  berada dalam satu payung, payung yang seharusnya hanya cukup untuk maksimal dua orang, kita gunakan bertiga atau berempat.

Mendung, birunya langit mulai tertutupi awan hitam, bersamaan dengan angin yang bertiup lebih kencang dari biasanya, membuat pohon-pohon menggerakkan dahan dan daunnya, menghasilkan suara yang khas. Seketika tanah mulai basah oleh rintik hujan yang lama-kelamaan menjadi semakin deras. Udara dingin mulai menembus pori-pori kulit, sejuk atau mungkin membuat kedinginan meski tak sampai menggigil. Aku yang sebelumnya mempercepat langkah, berharap dapat tiba di kamar sebelum hujan turun lantas berbalik arah mencari tempat yang nyaman untuk berteduh. Hujan seketika turun, dan semakin deras ketika baru saja aku akan melangkahkan kaki ke tempat yang langsung beratapkan langit. Hingga malam menjelang, hujan tak kunjung reda. Hingga malam semakin gelap, hujan masih tak kunjung reda. Ahh, tak ada payung dalam ranselku, tidak juga jaget yang mungkin dapat menutupi kepalaku dan melindungiku dari dingin yang semakin malam semakin menusuk.

Seperti itukan ketika hujan tiba-tiba turun.

Karena kita tak pernah bisa memilih kapan ia harus turun mengguyur bumi yang terlampau kering atau mungkin juga telah tergenang air. Percayalah, hujan selalu tau kapan ia harus turun. Mungkin akan ada cerita baru, mungkin...


7 Desember 2014

Ketika menunggu hujan segera reda

Selasa, 02 Desember 2014

Tiga Pekan itu.. Tidak Lama

Tiga pekan itu tidak lama kok,
kamu hanya harus melalui jadwal kuliah yang padat, mungkin juga diselingi kuis, dan tentu saja dengan praktikum hingga sore hari.

Tiga pekan itu tidak lama kok,
kamu hanya harus melalui kelas pengganti, bahkan di hari Sabtu, menyelesaikan tumpukan tugas kuliah, dan mungkin juga diselingi dengan presentasi dan membuat laporan praktikum.

Tiga pekan itu tidak lama kok,
kamu hanya harus menunggui klorofil segera menetes dari kolom, terpisah dengan beta karoten yang seharusnya sudah dari kemarin kamu peroleh.

Tiga pekan itu tidak lama kok,
kamu hanya harus menunda beberapa hari agenda liburan yang sudah sejak lama kamu tunggu.

Ya, tiga pekan itu tidak lama, tidak lebih lama dari 4 bulan sejak kau pergi dari rumah.

2 Desember 2014