Minggu, 07 Desember 2014

Ketika Hujan

Mendung, birunya langit mulai tertutupi awan hitam, bersamaan dengan angin yang bertiup lebih kencang dari biasanya, membuat pohon-pohon menggerakkan dahan dan daunnya, menghasilkan suara yang khas. Seketika tanah mulai basah oleh rintik hujan yang lama-kelamaan menjadi semakin deras. Udara dingin mulai menembus pori-pori kulit, sejuk atau mungkin membuat kedinginan meski tak sampai menggigil. Seketika kita berlari keluar kelas, menjauh dari tempat yang seharusnya kita tempati untuk berteduh. Aku hanya mempercepat langkah, takut tiba-tiba terjatuh. Koridor kelas kita beratap, hanya jalan menuju asrama yang berjarak beberapa meter yang langsung beratapkan langit. Kita tidak terlalu kuyup, untuk sekeranjang besar cucian kemarin yang sebentar lagi kering. Seketika semua cucian yang baru saja kita angkut telah terjemur rapi di tempat tidur bagian atas (atau mungkin kalian menyebutnya tempat tidur lantai 2). Beberapa menit kemudian, kita sudah  berada dalam satu payung, payung yang seharusnya hanya cukup untuk maksimal dua orang, kita gunakan bertiga atau berempat.

Mendung, birunya langit mulai tertutupi awan hitam, bersamaan dengan angin yang bertiup lebih kencang dari biasanya, membuat pohon-pohon menggerakkan dahan dan daunnya, menghasilkan suara yang khas. Seketika tanah mulai basah oleh rintik hujan yang lama-kelamaan menjadi semakin deras. Udara dingin mulai menembus pori-pori kulit, sejuk atau mungkin membuat kedinginan meski tak sampai menggigil. Aku yang sebelumnya mempercepat langkah, berharap dapat tiba di kamar sebelum hujan turun lantas berbalik arah mencari tempat yang nyaman untuk berteduh. Hujan seketika turun, dan semakin deras ketika baru saja aku akan melangkahkan kaki ke tempat yang langsung beratapkan langit. Hingga malam menjelang, hujan tak kunjung reda. Hingga malam semakin gelap, hujan masih tak kunjung reda. Ahh, tak ada payung dalam ranselku, tidak juga jaget yang mungkin dapat menutupi kepalaku dan melindungiku dari dingin yang semakin malam semakin menusuk.

Seperti itukan ketika hujan tiba-tiba turun.

Karena kita tak pernah bisa memilih kapan ia harus turun mengguyur bumi yang terlampau kering atau mungkin juga telah tergenang air. Percayalah, hujan selalu tau kapan ia harus turun. Mungkin akan ada cerita baru, mungkin...


7 Desember 2014

Ketika menunggu hujan segera reda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar