Kamis, 02 Mei 2013

Untukmu yang Terlampau Luar Biasa


Untukmu yang banyak berjasa dalam hidupku. Untukmu yang selalu sabar menghadapi tingkahku. Untukmu yang tak pernah lelah mendidikku. Untukmu sesosok tegar yang menjadi inspirasiku.

Tak banyak yang dapat kutuliskan untuk mewakili jasa-jasamu yang tak tertuliskan. Tak banyak ungkapan yang terucap dari lisanku untuk mewakili terima kasihku yang tak terucap. Karena terlampau banyak hal berharga yang kau ajarkan dalam kurun waktu bertahun-tahun yang hampir separuhnya tak kubahiskan bersamamu.

Untuk sosok yang terlampau istimewa, aku selalu ingat pesan dari sekian banyak petuahmu. Ketika itu pelukan hangatmu membuatku terjaga dari tidur lelapku. Rupanya kau baru saja menunaikan tahajjudmu. Entah doa apa yang kau panjatkan dan hal apa yang kau rintihkan kepada-Nya. Rasanya kau selalu berdoa untuk kesuksesan dan kebahagiaanku. Dalam pelukanmu, kau menitikkan air mata sambil mengucap harapan, “jadi orang besar ya..” Hingga aku tak kuasa menahan tangis. Aku tahu tak banyak momen bersama yang seharusnya kulalui bersamamu. Kau tahu, aku selalu ingin menghabiskannya bersamamu, aku tak pernah bisa menjalani waktuku terlalu lama tanpa hadirmu. Tapi aku sadar, aku sedang mengusahakan apa yang menjadi harapanmu. Aku sedang berusaha menjadi “orang besar.”

Untukmu sosok yang bijak, yang selalu mengajarkanku pada kesederhanaan. Kau selalu mengingatkanku untuk melakukan kebaikan. Aku masih ingat, ketika itu aku merasa kebaikan akan sangat sulit dimenangkan hingga akhirnya hasil yang kuperoleh kurang memuaskan, tapi kau mengingatkan bahwa bukan hasil memuaskan yang seharusnya menjadi menjadi tujuan tapi proses lebih utama, selalulah berlaku jujur. Hingga saat itu aku makin kagum denganmu, sosok sederhana yang bijaksana.

Tulisan ini tak akan bisa mewakili luapan terima kasihku padamu, bahkan tak dapat menuliskan semua petuah berharga yang telah kau berikan. Terima kasih telah mengajarkanku terlalu banyak hal yang berharga. Terima kasih atas kasih sayangmu. Terima kasih atas semua kerja kerasmu. Kelak, jika tiba saatnya aku akan memenuhi harapanmu, “aku akan menjadi orang besar.” Mama…

2 komentar:

  1. Menarik sekali, polos dan mengalir. Imajiku tidak sulit menggambarkan keadaan dari masa lalu yang diceritakan. Bahkan rasanya sy begitu dekat dengan suasana peristiwa itu. tetapi sedikit ada catatan mungkin ada baiknya kata "KAU" diganti dengan kata "ENGKAU" lebih kepada penghormatan.
    Tetap berkarya...Tulisanmu bagus.

    BalasHapus
  2. terima kasih sarannya kak.. :)

    BalasHapus