Sepotong cerita dari Ibu Sri Fatmawati, S.Si, M.Sc, Ph.D, ibu 3 orang anak, peraih penghargaan International Fellowship L'Oreal for Women in Science 2013.
Kita
tidak serta merta menjadi female scientist
Kita
tidak akan serta merta menjadi female scientist bahkan ketika kita
menginginkannya. Seorang scientist harus punya sense of scientist, sense of
research, effort yang luar biasa, serta semangat yang semuanya harus dibangun
jauh sebelum menjadi scientist.
Wanita,
ibu, dan female scientist
Pada
kenyataannya, kelak perempuan yang beranjak dewasa akan menjadi seorang istri,
lantas mengandung, kemudian melahirkan, dan menjadi seorang ibu. Karenanya,
bukan pilihan yang mudah menjadi seorang female scientist.
Menjadi
wanita, ibu, dan perempuan peneliti secara bersamaan akan menguras lebih banyak
tenaga. Wanita. Suatu hari nanti, akan melalui fase kehamilan yang secara
hormonal akan mengalami morning sickness (atau bisa jadi all day sickness) dan
perasaan stress, sementara masih tetap harus mengerjakan penelitian di
laboratorium, mengajar, presentasi, dikejar deadline, dan sebagainya. Disinilah
peran mental dan semangat yang kuat.
Ibu,
seorang yang ahli nutrisi, bekerja seperti pelayan dan guru. Female scientis yang juga seorang ibu harus punya kekuatan, semangat, dan waktu lebih. Sembari
mengerjakan penelitian, ia harus terus menambah wawasannya dengan membaca,
menyiapkan nutrisi yang baik untuk keluarga, pagi, siang, dan malam, bekerja layaknya pelayan untuk
keluarga di rumah, serta guru bagi anak-anaknya. Lagi-lagi disinilah mental dan
semangat yang kuat berperan.
Perempuan
peneliti harus pandai membagi waktunya, menjadi wanita, ibu, dan scientist.
Ingin
menjadi female scientist, persiapkan dari sekarang
Niat. Kekuatan itu lahir dari niat. Yakinkan diri sendiri kemudian
sampaikan pada orang tua karena orang tua dalah orang yang harus dilibatkan
dalam suksesnya female scientist. Menyampaikan keinginan pada orang tua
setidaknya akan memberikan dukungan dan doa.
IP. Seorang female scientist akan mengikuti berbagai jenjang
pendidikan. IP adalah persyaratan administratif yang akan mengantarkan kita
pada jenjang yang lebih tinggi.
Bercita-citalah
dan belajar, usahakan cita-cita itu dengan kemampuan dan usaha terbaik.
Penunjang. Seorang peneliti harus punya pandangan yang luas dan trade
record yang jelas. Beberapa hal yang menunjang misalnya aktif mengikuti
kegiatan keilmiahan, memperbaiki toefl, dan banyak membaca, karena inspirasi
bisa datang dari mana saja.
Pendamping. Karena beratnya tanggung jawab dan fenomena yang akan dihadapi
oleh seorang female scientist, maka pendamping adalah salah satu bagian
penting yang perlu dipersiapkan. Pendamping untuk seorang female scientist,
sebaiknya in line atau sepemikiran (baca: bukan berarti harus sama-sama
peneliti). Female scientist butuh dukungan dalam menjalankan aktivitasnya dan
pendamping adalah supporter yang baik.
Doa. Female scientist tidak hanya pandai mengerahkan usaha
terbaiknya, tapi juga harus pandai meminta pada yang punya hidup. Keinginan itu
tidak selalu sama dengan kenyataan.
Libatkan
Yang Kuasa dalam setiap pengambilan keputusan.
Menjadi
seorang female scientist membutuhkan waktu yang lebih banyak, pengorbanan, dan
kerja keras. Biasakanlah berada dalam jadwal yang padat mulai dari sekarang.
Ketika
jatuh, bangkitlah lagi, karena jatuh berarti harus berusaha lebih keras lagi. Do your best dan serahkan hasilnya pada yang Kuasa. Hasil tidak
akan pernah menghianati usaha.
---
Kita
tidak bisa memilih untuk menjadi atau tidak menjadi perempuan, namun kita bisa
memilih untuk menjadi perempuan dewasa.
Kehidupan
itu berawal dari rahim perempuan, karenanya perempuan itu tidak hanya tentang
dirinya sendiri, tapi juga tentang peradaban yang akan dibangunnya.
8 Maret 2015
Happy
international women’s day
Tidak ada komentar:
Posting Komentar