Malam edisi liburan.
Dalam balutan kaos oblong, duduk bersila di depan TV beralaskan tikar berwarna biru. Di hadapan kami yang duduk tengah duduk bersila membentuk lingkaran tak sempurna telah terhidang santap malam. Makan malam istimewa, dengan sebakul nasi putih, semangkuk sayur tumis kangkung, sepiring kecil ikan goreng dengan sambal yang berkomposisikan 2 biji lombok dan 1 buah tomat. Tak lupa 2 butir telur mata sapi berhiaskan kecap sebagai menu khusus untukku yang alergi seafood. Santap malam yang diselingi obrolan ringan menambah kenikmatan makan malam hari ini. Sesekali tertawa karena obrolan yang cukup menggelitik, apreasiasi untuk salah satu dari kami yang telah sukses membuat lelucon. Santap malam usai, kami berebut, saling melimpahkan tugas, piring kotor untuk aku dan piring yang masih berisikan makanan untuk adikku.
Malam edisi liburan.
Waktunya bersantai di depan TV menikmati hari libur dan waktu berkumpul yang tidak selalu ada. Tidak lama setelahnya, kami telah berebut bantal yang sebelumnya diawali dengan adu mulut, channel mana yang akan menemani kami menghabiskan malam bersama makanan ringan di lemari yang tak kunjung habis. Membuka kotak makanan ringan yang berisikan 3 rasa, aku memilih coklat kacang dan adikku memilih rasa coklat. Akhirnya yang menjadi sasaran adalah pilihan kakak. Satu botol minuman bersoda siap di buka. Kami saling memandang, berharap ada yang tahu diri alis merelakan tenaganya, mengambil gelas dan es batu yang ternyata masih menunggu di dapur. Tak ada yang tahu diri, hingga akhirnya adikku harus beranjak, setelah mendapat perintah (baca: sambil memohon).
Malam edisi liburan.
Semakin larut, suara mobil memasuki halaman rumah seolah mengabarkan "bapak sudah pulang," dan meminta kami untuk segera membuka pintu. Hingga mobil berhenti dan suara pintu terbuka, kami tetap asyik dengan acara televisi (yang sebenarnya tidak benar-benar menghibur) sebelum bapak menyebutkan nama kami satu persatu. Biasanya kalau beliau memanggil, ada banyak bingkisan. Kami setengah berlari keluar dan masuk kembali dengan menenteng makanan-makanan ringan, penghuni baru lemari kue yang semakin sesak. Selarut ini biasanya piring-piring makanan harus diangkut lagi dari dapur, bapak belum makan. Kakakku usil menutup kamar seolah telah tertidur pulas. Aku menolak meninggalkan posisi nyamanku hingga akhirnya beranjak, sedikit protes dan mengeluh setelah bapak meminta, terlebih jika disuruh menyeduh kopi.
Aku baru tiba di depan kamar, membuka pintu dan segera menyalakan lampu lantas keluar kamar lagi hendak menuju ruang keluarga mengambil bantal yang tertinggal dan ahh! ternyata aku sedang tidak di rumah, tak ada ruang keluarga, santap malam istimewa, menonton TV bersama, menikmati makanan ringan, dan menyeduhkan kopi untuk bapak.
Malam ini, bukan malam edisi liburan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar